Ini tulisan lama
Waktu akan terus melangkah, tanpa
peduli bagaimana manusia menyikapinya. Entah itu menyusuri jejak langkahnya
atau bahkan diam ditempat dan membiarkan dirinya sendiri terpenjara oleh suatu
waktu bernama ‘masa lalu’.
Manusia
tidak akan pernah bisa menjerat masa lalunya. Kemudian, menyimpannya dalam
sebuah toples bening agar bisa dinikmati setiap hari. It’s impossible thinks.
Begitu
pula aku yang beberapa waktu lalu kehilanganmu. Ah, memori-ku akan menjadi
seperti terserang virus bila itu tentangmu. Melupakan sosokmu adalah hal
mustahil yang tidak akan ku lakukan. Tapi untuk saat ini, otakku sedang error.
Seolah ada yang memformat habis semua tentangmu. Senyummu, wajahmu, suaramu,
semua hilang. Semua hal yang tidak ingin ku lupakan. Hal-hal yang ingin tetap
ku simpan sekalipun waktu meninggalkanku. Namun semua terbakar oleh kebiasaan
yang menciptakan kebutuhanku akanmu. Yang kini mengharuskanku untuk terus
mencarimu. Aku merindu.
Sepertinya,
aku akan gila. Tidak, aku memang sudah mulai gila sejak mengenalmu.
Melibatkanmu dalam setiap unsur diriku, membuatmu menjadi teramat penting.
Menobatkanmu sebagai oksigen yang memenuhi paru-paruku. Kau itu candu, yang
sudah terlanjur kukonsumsi dan berakibat fatal dalam hidupku. Kau mencandu, aku
kecanduan. Aku membutuhkanmu.
Mungkin,
aku tidak akan seberani ini. Menyatakan bahwa kau oksigen-ku. Jika saja kau
tidak memintaku untuk merubah sebutan kau dan aku menjadi ‘kita’, aku tidak
akan seberani ini.
Ini
adalah sebuah pengakuan yang seharusnya memalukan bila dilakukan oleh orang
yang waras.tapi saat ini aku sedang gila karena kau menjelma menjadi narkoba
yang meracuni pikiranku.
Aku
merindukanmu sepanjang waktu. Memikirkanmu bahkan saat kau ada bersamaku.
Sekarang,
aku sudah benar-benar lupa bagaimana wajahmu. Walaupun berlembar-lembar foto
yang kata orang adalah kau telah kupandangi, aku tetap lupa.
Kebutuhan
akanmu semakin menekanku untuk menemukanmu. Sebenarnya, kau dimana? Kenapa
menghilang? Kau menyiksaku!
Kau
sangat menyebalkan. Meninggalkanku sepertin ini, membuatku susah untuk
bernafas. Nafasku sudah lelah. Aku harus menemukan oksigen-ku. Dan ketika pada
titik ini aku tetap tidak bisa menemukanmu, aku akan membangun kembali sebuah
ketidak mungkinan yang akan kupelihara sebagai harapan. Dapan mengemasmu dalam
balutan masa lalu kita dan menyimpannya pada sebuah toples bening. Aku bersedia
terikat pada masa lalu.
Rinduku
masih menjajaki waktu untuk menemukanmu.
Berusaha
menemukanmu,
14 Februari 2012