Siti
Syaroh
Lain
sekarang
Bukan
Syaroh
Hanya
Tisya
Tisya
siapa? Siapa Tisya?
Yang
gemar dolan di gotrorinonce
Sekarang
lebih memilih singgah di suaka hot dance
Yang
setiap malam bermain obak delik
Sekarang
ucul ke diskotik
Membuatku
tergelitik
Aku
juga tidak tahu genyo dia begitu
Dulu
tuturnya alus
Kini
tidak begitu
Kulitnya
yang mulus
Kementus!
Wayah
tandur jagung miji emas
Dia
bingung cari perias
Wayah
jagung miji emas panen
Dia
asyik shopping ora leren
Aku
gak dunung
Genyo
leh?
Apa
kerasukan arwah mbah Yai waktu sedekah bumi?
Eh,
bukan
Dia
bahkan sudah tidak pernah ikut sedekah bumi
Menengok
saja tidak
Apa
itu artinya?
‘Jijay’
katanya
Apa
itu artinya?
Kalau
bajaj aku tahu
Lha
ini ‘Jijay’ je
Apa
itu?
Kangen
aku bermain gamelan dengannya
Suaranya
tung ting tung ting
Tapi
dia banyak alasannya
“Aku
ada jadwal syuting, modelling”
Hilang
Syaroh-ku
Tinggal
Tisya yang asing
Bising
Tidak
ada lagi Syaroh yang bau pesing
Jiwaku
hilang sekeping
Dia
lepas
Amblas!
Berontak
keluar dari dinding hatiku
Sudah
kucoba mendekapnya
Menyeretnya
Merangkunya
Menyusupkannya
lagi ke hatiku
Tapi
mau bagaimana lagi?
Dia
sudah enggan
Tidak
ingin lagi terperangkap dikampung ini
Mencoba
terbang dari sini
Pergi
entah kemana
Ketempat
yang harusnya dibilang jamban, mungkin
Bolehlah
kau katakan dia kentir
Jemotos
Kemidhu
Cemulek
Tapi
jangan sampai kau melakukan itu padanya
Karena
dia sekeping hatiku yang hilang
Tidak
menjadi dia lagi
Keroak
sudah dirinya
Biar
aku tetap mengenangnya
Jangan
sentuh dia
Kalau
mau, langkahi dulu aku
Karena
kan kucoba lagi mengambilnya
Dari
setan setan itu
Dulu
Syaroh, sekarang Tisya
Dulu
juara kiro’ah, sekarang juara joget ah ah
Dulu
berkarakter baik, sekarang baik sikap maupun karakternya modar
Keroak!
Bojonegoro,
26 April 2012