Beban Dipundakku


.

13 Desember 2012

Setelah bangun tidur pagi ini, aku merasa enteng, entah kenapa. aku hanya merasa beban di pundakku sedikit berkurang :)
Semangaaaaaat! Ya, harus semangat, itu yang ku pikirkan. Bahkan aku meneriakkan kata itu ditelinga Putri, teman sekelasku tadi pagi. Hahaha, sudah lama tidak seperti ini. Tertawa untuk diriku sendiri.
Tapi, aku mulai merasa menjadi pecundang (lagi) saat beberapa teman meledekku karena nilaiku matematika -trigonometri- yang jeleknya keterlaluan. Nilai 8, apa yang bisa ku harapkan dari nilai itu? Hem, bukan 80, tapi 8. iya, hanya 8. Ya, aku tahu. ini salahku sendiri, kenapa tidak berusaha untuk meminjam buku agar bisa belajar, sudah tahu bukunya hilang, tapi aku tidak berbuat apa-apa. aku hanya mengeluh.
Hah, kejengkelanku muncul saat beberapa teman dari kelas lain me-nyoak-ku karena nilai matematikaku. Apa-apaan ini? darimana mereka tahu. kata mereka, berita ini memang sudah menyebar. Arrrrrgh! aku malu :(
Dan ternyata yang menyebar luaskan berita itu adalah Rizky. Aku marah padanaya.
"Lha wong aku di soak gara-gara aku dapat nilai 10 kok Lin, ya wis to aku ngomong, teman sebangkuku nilainya lebih parah. terus mereka tanya, lha siapa? Yo tak jawab to, Alin,"
Seharian itu tadi, aku tidak mau berbicara dengannya -_-
Kejengkelan kedua muncul saat aku harus menemui kepala sekolah baruku, Drs. Sigit Harsono, M.Pd.. Arrrgh, orang ini menjengkelkaaaaaaaaaan. Husst, ini rahasia ya :). Tapi aku benar-benar tidak habis pikir denagn pola pikir orang ini. Mbulet!
Keluar dari sarang singa, aku menuju ruang Osis. harusnya saat itu ada rapat. Tapi, saat aku, Gilang dan Priya kesana, rapat sudah bubar. Aku bingung, padahal kan si ketua Osis-nya saja baru datang. hah, firasatku benar kan, ada masalah. Yeni, ketua Mpk, marah besar, aku tidak tahu kenapa. yang pasti dia marah.
Aku, Gilang, Priya, dan Dimas tidak langsung pulang. kami berempat tidak tahu apa-apa tentang rapat tadi. Intinya, gara-gara berbicara dengan mereka bertiga, sekarang aku galau lagi. Hiks. Aku dianggap dan memang sekarang aku pun merasa terlalu mendominasi di organisasi ini. tapi, mau bagaimana lagi, memang sudah begini dari awal. Hei, aku juga menyadari satu hal. aku tidak bisa mempercayai orang lain sehingga aku harus mengerjakan apa pun sendiri. Padahal, aku sering memberi masukan pada orang lain untuk tidak begitu, tapi aku sendiri begitu. Harus bagaimana aku?

Lalu pundakku kembali berat.

Your Reply