Surat Untuk Guruku


.


Menurut salah satu juri, harusnya surat ini menjadi juara 2 dalam lomba hari guru tahun lalu (Surat untuk guruku se-Bojonegoro), sayangnya aku ceroboh, tidak mencermati persyaratan yang menyatakan bahwa guru tersebut harus berdomosili di Bojonegoro :p. akhirnya surat ini diakumulasi jadi surat pilihan :)

Kepada Yth. Dadija Oetama  S,Pd
Di Tempat

                Assalamualaikum Wr. Wb.
                Pak Dad, bagaimana kabarnya? Saya harap sama baiknya dengan keadaan pak Dad pada saat terakhir kali kita bertemu, dua atau tiga buan lalu. Sebenarnya saya ingin berkunjung kerumah pak Dad lagi, tapi belum sempat.
                Pak Dad, sebelumya saya ingin mengucapkan  selamat hari guru. Tapi maaf, saya hanya dapat mengucapkan terima kasih dan menulis surat ini sebagai hadiahnya. Terima kasih telah menjadi cahaya ketika saya berada dikegelapan. Telah mencerahkan pemikiran-pemikiran saya. Sebelum bertemu bapak, saya adalah orang yang sering  berpikir saya tidak bisa apa-apa. Dulu, saya juga tidak berani berbicara, tidak berani berpendapat. Namun, setelah bertemu bapak, hal yang semula tidak mungkin menjadi mungkin dipikiran saya. Argumentasi-argumentasi bapak yang membuat kepala saya pusing. Tapi saya suka mendengarkannya, menarik. Argumentasi yang kemudian saya sadari bahwa itu logis. Kadang tentang politik, tentang sastra, tentang masyarakat, tentang banyak hal. Bapak pula yang mendorong saya agar mau membaca, sampai akhirnya saya kecanduan membaca buku. Ternyata bapak sangat benar, membaca banyak memberikan menfaat positif kepada saya.
                Saya ingat sebuah kalimat yang bapak sampaikan, kata-kata yang tak akan saya lupakan, “ Liarkan imajinasimu”. Pak Dad mengajari saya agar tidak takut untuk bermimpi, mengatakan bahwa imajinasi tak terbatas. Ya, imajinasi memeng tak terbatas, kecuali bila kita sendiri yang membatasinya, benarkan pak?
                Sudah lama rasanya tidak berdiskusi dengan bapak. Saya rindu dengan masa-masa SMP. Di mana selama tiga tahun berturut-turut saya diwali kelasi oleh pak Dad. Jujur, pak Dad adalah guru yang paling aneh, pak Dad merupakan guru lulusan Bahasa Jawa, tapi bapak mengajar dibanyak bidang. Selain bahasa jawa bapak mengajar fisika, bahasa Indonesia, dan voli. Tapi menurut saya, yang paling berharga adalah pelajaran kehidupan yang bapak ajarkan pada saya. Tentang kehidupan sesungguhnya yang baru akan saya rasakan ketika saya terjun langsung dimasyarakat nanti. Ruang lingkup yang jauh lebih besar dibanding rumah atau sekolah. Yang kadang membuat saya takut untuk memasukunya. Tapi bapak mengajari saya agar siap menjalani kehidupan yang sebenarnya. Sekarang saya sudah mulai belajar pak, agar nantinya bila saya memasuki kehidupan tersebuat, saya sudah tidak takut lagi.
                Sekian dulu surat dari saya pak. Terima kasih sekali lagi saya ucapkan. Semoga semua pelajaran yang bapak berikan dapat saya amalkan dengan baik. Dan tidak akan saya lupakan. Sampai kapan pun, bapak tetap guru saya. Terimakasih.

Muridmu yang sering membuat kesalahan,
Alinur Awwalina

Your Reply